Jumat, 07 Mei 2010

keyboard

Mana Keyboard Ergonomis?

Keyboard sebagai penghubung antara manusia dengan komputer merupakan salah satu sumber penyebab penyakit akibat kerja. Layar monitor, meja dan kursi komputer maupun printer pada umumnya menyebabkan nyeri otot. Nyeri otot tersebut merupakan gabungan nyeri yang disebabkan oleh keyboard, layar monitor, meja dan kursi komputer, serta printer. Untuk mengetahui alasan mengapa keyboard dapat menyebabkan keluhan nyeri otot, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu beberapa bentuk keyboard yang pernah diciptakan sejauh ini.

a. Keyboard QWERTY

Sesuai dengan namanya QWERTY yang merupakan deretan huruf pada barisan paling atas pada keyboard. Keyboard ini diproduksi oleh Perusahaan Remington pada tahun 1873. Keyboard QWERTY merupakan pengembangan dari mesin ketik. Sampai saat ini, keyboard jenis Qwerty tetap digunakan. Kalau diperhatikan tuts huruf-hurufnya, Keyboard Qwerty dapat dikatakan tidak memperhatikan masalah ergonomic dan memungkinkan kelelahan terhadap tubuh manusia.

Keyboard QWERTY belum memberikan beban yang sama untuk jari- jari tangan kiri dan tangan kanan. Untuk orang yang biasa bekerja dengan tangan kanan (right handed) tangan kirinya berfungsi 60 % dibandingkan dengan tangan kanan dari waktu yang disediakan.Teknik pengetikan sistim 10 jari tetap memberikan beban lebih banyak pada tangan kanan. Tombol-tombol tuts pada baris tengah paling mudah dicapai oleh jari tangan kanan maupun kiri ternyata hanya ditekan 30 % dari waktu pengetikan, dengan demikian, jari-jari lebih sering melompat ke baris atas maupun ke baris bawah. Hal ini akan menimbulkan beban tersendiri pada pergelangan tangan.

Untuk pengetikan dalam bahasa Inggris yang banyak menggunakan huruf: a, e, h, i, l, n, o, r, s, t (10 huruf utama), ternyata, hanya empat buah huruf yang berada di baris tengah dan akan menambah beban kerja pada jari karena jari lebih sering melompat ke baris atas dan bawah. Selain itu, perintah-perintah tambahan pada keyboard sebagian besar terletak pada bagian kanan keyboard yang berarti akan menambah beban kerja pada tangan kanan. Dengan demikian, beban kerja pada jari tangan kanan dan tangan kiri belum bisa seimbang,. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan atau nyeri otot.

b. Keyboard DVORAK

Keyboard ini dibuat pada tahun 1936. Keyboard Dvorak diciptakan berdasarkan prinsip kerja biomekanis dan efisiensi. Susunan letak tombol huruf dengan jenis QWERTY dibuat sedemikian rupa sehingga 56 % ketukan ada pada tangan kanan dan jari-jari yang lebih banyak bekerja adalah jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Huruf-huruf yang ada pada baris tengah lebih sering diketuk kira-kira sampai 70 % dan perpindahan antar baris hanya sekitar 10 % sehingga kelelahan jari-jari sangat banyak berkurang. Walaupun keyboard jenis DVORAK sudah lebih baik dari pada jenis QWERTY, akan tetapi karena dalam hal pemasarannya dengan jenis QWERTY lebih dulu dan kalaupun harus diganti dengan jenis DVORAK, kan perlu pelatihan baru dan juga berarti perlu biaya tambahan yang harus disangga oleh Perusahaan pembuat keyboard DVORAK. Kemungkinan untuk menggantikan keyboard yang sudah ada belum dapat dipastikan. Dengan demikian jenis lama (QWERTY) masih tetap digunakan.

c. Keyboard KLOCKENBERG

Keyboard ini dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis keyboard yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri dan kanan). Bagian kiri dan kanan keyboard dipisahkan dengan sudut 15 derajat dan dibuat miring ke bawah. Selain itu, keyboard KLOCKENBERG mempunyai tombol-tombol yang dibuat lebih dekat (tipis) dengan meja kerja sehingga terasa lebih nyaman. Keyboard KLOCKENBERG tampak lucu karena dipisahkan bagian kiri dan kanannya yang relatif lebih banyak memakan ruang. Walaupun demikian, keyboard KLOCKENBERG sudah lebih baik dalam hal pengurangan beban pada jari dan lengan. Hal ini dapat mengurangi nyeri otot pada bahu dan pergelangan tangan. .Dari ketiga macam keyboard tersebut, ternyata keyboard QWERTY yang tetap diusulkan sebagai keyboard resmi. Hal ini diperkuat dengan keputusan Amerika Serikat untuk tetap menggunakan keyboard QWERTY dalam Standard Institute pada tahun 1968 dan melalui ISO pada tahun 1971. Keputusan ini lebih banyak dipengaruhi masalah ekonomi, yaitu dalam hal mengurangi biaya pelatihan baru bila harus memakai keyboard jenis KLOCKENBERG maupun jenis DVORAK. Dengan demikian, masalah nyeri otot masih tetap akan muncul pada pemakaian keyboard QWERTY.



besi vs baja

BESI vs BAJA

Perbedaan Besi dan Baja

Perbedaan besi dan baja terletak pada kandungan paduan karbon (C) yang akan menentukan sifat-sifat lain dari besi dan baja tersebut. Paduan baja yang mengandung lebih banyak karbon dari nilai komersialnya dapat dinamakan besi. Kandungan karbon pada beberapa jenis baja mencapai 0,04 persen sampai 2,0 persen. Besi tuang, besi tuang maleable, pig iron mengandung jumlah karbon sekiar 2-4 persen. Tetapi ada juga besi yang tidak mengandung karbon yaitu white-heart malleable iron.

Pembuatan bahan baku besi dan baja dapat dilakukan dalam blast furnace ang menghasilkan pig iron. Pembuatan langsung juga dapat dilakukan dengan alat revolving kiln yang menghasilkan spong iron.

Paduan baja dan besi dapat dikelompokan dalam ferroalloys. Paduan ini dapat menghasilkan jenis-jenis baja. Jumlah paduan yang diunakan dalam pembuatan besi dan baja bervariasi hingga mengandung 20 sampai 80 persen dari elemen paduan. Paduan ini seperti Mangan, Silkon , dan Cromium.

Sejarah

Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.

Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.

Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.

Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.

sistem tertanam

SYSTEM TERTANAM (EMBEDDED SYSTEM )



Sistem tertanam adalah sebuah sistem dan aplikasi yang

mengandung sedikitnya sebuah central information processing unit

(CPU) yang dapat diprogram –umumnya dalam bentuk

microcontroller, microprocessor atau pun digital signal processor chip

yang digunakan oleh individu yang seringkali tidak menyadari

keberadaannya [1] [2]. Sistem ini dapat pula didefinisikan sebagai

peralatan elektronis berukuran relatif kecil dan berbasis komputer

dalam bentuk chip. Komputer atau CPU sebagai ‘otak’ sistem inilah

yang berperan sentral memberikan kemudahan dalam

pengoperasian serta meningkatkan fungsi dinamis dan otomasi

sistem.

Sistem tertanam biasanya digunakan sebagai komponen inti

dari produk lain, dan umumnya berada di dalam atu tertanam

pada komponen atau peralatan yang lebih besar. Sistem tertanam

dirancang untuk tujuan khusus melakukan satu atau banyak tugas

dalam komputasi yang real-time.

Diantara karakteristik sistem ini

adalah:

1. didesain dalam satu perangkat terintegrasi antara satu

komponen dengan komponen lainnya

2. dirancang untuk melakukan tugas yang khusus, dan tidak

untuk tugas-tugas yang umum

3. perangkat lunak untuk sistem ini umumnya berupa firmware,

yaitu perangkat lunak untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara real-time dengan perangkat keras

Untuk mempelajari dan mengembangkan sistem tertanam

ini diperlukan disiplin ilmu yang kuat untuk bidang: elektronika,

instrumentasi, algoritma & pemrograman, dan kemampuan

aritmatika.

Penggunan sistem ini dapat ditemui diantaranya pada

peralatan-peralatan:

1. Elektronika konsumen (consumer electronics) seperti telepon

genggam, peralatan global positioning system (GPS), pemutar

MP3 (MP3 Player), serta alat rumah tangga semisal microwave

dan rice cooker

2. Peralatan Industri (industrial electronic devices) dimana sistem

tertanam menjadi komponen penting untuk tugas-tugas

produksi dan otomasi fabrikasi produk yang kompleks.

Contoh aplikasinya terdapat pada programmable logic

controller (PLC) dan sensor cerdas

3. Alat-alat elektromedis (medical electronic devices) semisal

peralatan Ultrasonography (USG), detektor denyut

jantung,dan alat pengukur gula darah elektronis, maupun alat

pencitraan medis (medical imaging)

4. Jaringan komputer (computer networks) seperti pada routers,

switches dan wireless access points

Sistem tertanam menggunakan perangkat lunak firmware

yang bersifat real-time (real-time operating system, RTOS).

Berbagai jenis RTOS telah dikembangkan, baik yang proprietary

atau pun open source seperti Integrity [3], Velocity[4], u-velOSity[],

QNX[6], VxWorks[7] dan eCos[8].

6

Sistem digital, termasuk didalamnya sistem tertanam,

dapat diimplementasikan dengan dua macam cara yaitu melalui

rangkaian gerbang logika menggunakan register transfer language

(RTL), dan menggunakan prosesor dengan perangkat lunak.

Prosesor berbasis RTL yang cukup banyak digunakan diantaranya

adalah Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application

Specific Integrated Circuits (ASICs).

FPGA tersusun atas modul-modul logika independen yang

dapat di konfigurasi oleh pemakai yang di hubungkan melalui

kanal-kanal routing yang dapat di program. FPGA mempunyai

kelebihan seperti dapat dikonfigurasi oleh pengguna, tidak

memerlukan proses fabrikasi, tersedia solusi yang mendukung

pengembangan chip VLSI, mampu mengimplementasikan sirkuti

logika logic, manufaktur cepat, prototipe berbiaya rendah, dan

pemrograman yang singkat untuk fungsi dan kemampuan yang

setara dengan ASIC.

Application Specific Integrated Circuits (ASICs) adalah adalah

microchip atau semikonduktor yang dirancang untuk aplikasi

dengan fungsi yang sangat spesifik atau prosesor untuk keperluan

khusus sesuai dengan tujuan chip tersebut dibuat. ASIC biasanya

digunakan pada produk elektronik seperti kamera, handycam,

printer, switch dan lainlain.

Rancangan ASIC melibatkan banyak fungsi dari sebuah

library dan mengintegrasikannya kedalam sebuah sirkuit, dan

biasanya didesain dalam format yang dirancang secara khusus

untuk tujuan yang khusus. Dengan menggunakan format ini ada

beberapa keuntungan yang didapatkan, antara lain penggunaan

area yang lebih sedikit, peningkatan performa serta kemampuan

pengintegrasian dengan komponen analog. ASIC modern saat ini

biasanya terdiri dari processor 32bit, blok memori seperti ROM,

RAM, EEPROM, dan Flash serta komponen lainnya.

Prinsip kerja chip ASIC pada umumnya sama dengan cara

kerja IC lainnya yaitu dengan menggunakan sel logika. Sel logika

7

biasanya diimplementasikan secara elektronis menggunakan

dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun

menggunakan susunan komponenkomponen yang memanfaatkan

sifatsifat elektromagnetik (relay). Tiap-tiap sel logika mempunyai

beberapa jumlah masukan. Biasanya berjumlah dua hingga

sepuluh masukan. Sel-sel logika juga mempunyai keluaran yang

berjumlah satu atau dua, tergantung dari jenis fungsinya.

Sel logika dan komponen lainnya disusun sedemikian rupa

sehingga bisa digunakan untuk keperluan khusus sesuai dengan

tugas yang dikerjakannya, dan instruksi yang ditempatkan pada

chip tersebut adalah instruksi yang benarbenar bermanfaat

dengan tugas yang akan dilaksanakannya. Biaya teknologi

tersebut akan lebih rendah, baik dari segi perancangan maupun

proses fabrikasi.


sumber : wikipedia.org